bondan seloaryo (batu raja like this)

curcol

Kamis, 09 Juni 2011

control social mahasiswa


Melemahnya Peranan Mahasiswa Dalam Kontrol Social Diera Demokrasi
Mahasiswa awalnya dinobatkan sebagai agent of change dalam artian mahasiswa membawa peranan penting terhadap keberadaan suatu bangsa dimana seperti Indonesia yang telah memliki konstitusi demokrasi. Kehidupan demokrasi  yang dulunya diusung setelah tumbangnya rezim soeharto dengan keotoriterannya, nyatanya tak mampu sepenuhnya dijalankan dinegeri ini. konsepsi kerakyatan nyatanya tak dapat diterima, justru rakyat semakin lama semakin terbelenggu dengan adanya penggusuran, penganguran yang dari tahun ketahun semakin bertambah, serta masih banyak yang lainnya yang mesti kita cermati apakah bangsa ini sudah benar-benar bisa berdikari tanpa adanya kekuatan pengaruh asing. Kemiskinan tak pernah sepi untuk kita temui dimanapun kita berada. Carut marutnya negeri ini, seolah tak bisa ditolerir lagi melihat begitu banyak permasalahan namun sepertinya tak dianggap masalah, kasus century misalnya konon kasus ini akan dituntaskan hingga para pelakunya terjerat hukuman, tapi apa yang terjadi hingga saat  ini kejelasan tentang kasus ini belum juga sampai titik akhir. Lembaga legislative, fungsionaris penyalur aspirasi rakyat dirasa sangat kurang, justru banyak masyarakat menilai DPR yang sekarang duduk disenayan sana hanyalah penyalur aspisrasi kepentingan golongan (Partainya sendiri) hal inilah yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat. Apa yang diinginkan rakyat untuk dapat sejahtera, aman dan makmur masih sangat jauh dari yang diharapkan, rakyat begitu banyak tekanan hingga akhirnya rakyat terkungkung akan ketakutan dan tak dapat berbuat apa-apa. Inilah jawaban dari reformasi yang diagung-agungkan 13 tahun silam yang mana sekarang kursi kepepemimpinan saat ini dipegang oleh sby sebgai presiden.
Lalu dimana peranan kita sebagai mahasiswa, apakah kita hanya bisa acuh melihat keadaan yang seperti sekarang ini. memang pada dasarnya mahasiswa tidak dapat  dipisahkan dengan namanya status sosial tertinggi dalam pendidikan. kepemilikan status mahasiswa itu sendiri telah membawa mahasiswa itu sendiri dalam sebuah tanggung jawab yang diemban dan seolah akan terasa berat jika kita melihatnya dalam konteks sekarang ini.  Tak ada alasan yang mendalam apabila melihat kapasitas mahasiswa yang serba banyak tunutan, yang nantinya dapat dijadikan sebagai pemecah suatu masalah terutama terhadap permasalahan bangsa. Tumbangnya rezim orde baru menjadi bukti nyata dimana kekuatan mahasiswa begitu sangat kentara.
Sebagian besar mahasiswa umum berpandangan, bahwasanya pergerakan mahasiswa terutama yang ada di uad ini (IMM,KAMMI,HTI dll) hanya terbatas pada aksi demontrasi turun kejalan dan menyuarakan aspirasi mahasiswa itu sendiri. Bagi mereka mahasiswa yang tidak berpartisipasi dalam bberbagai kegiatan mhasiswa tidak digolongkan dalam Agent of change, predikat yang selam ini melekat pada jati diri mahasiswa. Anggapan tentang mahasiswa yang hanya melkukan rutinitas kos,kampus dan kantin sepertinya tidaklah dapat melkukan perubahan, tidak selamanya persepsi ini memliki kebenaran.
Sesngguhnya aksi demontarsi hanyalah bentuk real dari salah satu peregrakan mahsiswa. Karena pergerakan mahasiswa adalah segala bentuk aksi untuk menanggapi, merespon dari berbagai bentuk penyimpangan dalam social masyarakat untuk melkukan perubahan yang lebih baik. Lalu dimana peranan mahsiswa diera sekarang, dimana sepertinya gerakan mahasiswa suedah banyak ditumpangi dengan berbagai macam kepentingan. Tidak salah bila da yang mengatakan bahwasnya ada gerakan mahsiswa yang memiliki afiliasi terhadap parpol tertentu, dan tentunya hal ini harus dapat dibuktikan kebenarannnya. Karena hal ini bisa saja hanya menjadi isu untuk memecah belah kekutan mahasiswa. Untuk itu,selaku mahasiswa kita harusnya prihatin melihat kondisi bangsa sekarang ini. akan tetapi keprihatinan ini harus kita solusikan dalam hal yang nyata. Jika kita hanya bisa diam maka tidak akan ada perubahan,treuslah berkarya dengan apa yang kita bisa jangan sampai nama mahsiswa yang melekat pada pundak diri kita mejadi bom waktu yang tinggal menunggu waktu untuk hancur karena ketidakmampuannya melakukan perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar