Bukan puisi putih
Bangunan dekat pohon
asem utara bengkel abangku terlihat angker. Sebuah foto kekar terpasang dikamar mutilasi itu .ketika aku
masuk kedalam bangker baunya pengap. Tampaknya baru saja ada ang mengasapi itulah lokasi disekitar
wisma candra gang sirkaya yang kemudian oleh pak hari mau dibakarnya saja. Dan akupun
tak akan member I komentar dari pada dipukuli pantat dan kepalaku hingga tiga
jahitan itu bisa dibilang sakit dan tak ada yang membelaku langsung, maka tak
perlu merepotkan diri. Mending diam dan makan sate dengan bumbu ayam pake cabe
bekas sambal sambil merekam bingkisan lagu dangdut dari ibu yang berjudul “
Tlah tiba daku disisimu” dan “ aku datang “. Memang masyarakat kita mudah ditpu
oleh mistik ustad yang kadang sesat, seolah ia membeci cakrawala agama dan
hatinya buta belum terbuka dalam hal itu malah berkerabat dengan jin gila. Label
utang saja masih melekat malah ditambah label klenik dan lomba
jingkrak-jingkrak. Saat dapat asuransi ngacir, diomeli sang istri juga ngacir. Mungkin
dakwah emang belum merata hingga dibutuhkan keadlian dakwah. Tapi ini hanyalah
sebuah ungkapan yang terkubur atau mengubur ungkapan.
Pertanyaan.
1.
Apa asaja binatang yang terdapat dalam
puisi diatas?
2.
Sebutkan namanya?.
Jumlahnya
ada lebih dari 60 nama binatang
Contoh
puisi putih : didalamnya ada nama hewan
siput
Tidak ada komentar:
Posting Komentar