bondan seloaryo (batu raja like this)

curcol

Senin, 10 Desember 2012


Saat itu hanya canda

            Hanya gurauan 

Tiada terbersit isyarat cinta 
Seakan tenggelam oleh nada awal berjumpa 
Lelah pun serasa senyap 
Penatpun serasa lenyap 
Kibarkan bendera kehangatan 
Namun khayalan akan cinta pun tak kunjung datang 
Bukan karena tak akan datang 
Namun karena belum terasa kehadirannya 
Pipi merah merona pun belum memuai 
Karena saat itu hanya ada rasa 
Aku dan kamu 
Hanya sebatas teman 


Saat itu pun tiba 
Kau mulai mengajakku berkencan 
Susah sekali membedakan antara malu dan mau 
Serasa semua itu membaur menjadi Satu 
Entah harus berkata apa 
Serasa sulit bibir ini tuk memulai sepatah kata 
Walaupun lelah 
Walaupun penat 
Seakan tak pernah ada 
Kaku padahal dulu awalnya tak terasa sekaku itu 
Aneh rasanya memulai semua itu 
Hanya berawal dari harap oh buah tangan 
oh sungguh indahnya saat itu 
………………………….. 

Setelah kencan pertama 
Suasana pun mulai mencair 
Kau mulai berani ungkapkan rasa sayang 
Ungkapkan rasa cinta 
Ungkapkan bahwa kau sungguh sungguh untuk semuanya 
Namun aku masih ragu 
Untuk percaya itu semua 
Tapi kau begitu kuat 
Kau begitu perkasa 
Tuk trus meruntuhkan benteng pertahananku 
Hingga kau berkata 
Demi Maha Yang Tidak Pernah Tidur 
Demi Orang Tua yang begitu kau hormati 
Demi orang orang yang kau sayangi 
Bahwa Kau mencintaiku, dan sungguh menyayangiku 
Dan detik itu pula kau mulai memanggilku 
Umi…………….. 

Aku pun mulai terbiasa 
Semua serasa indah 
Begitu bermakna 
Kau selalu membuat ku tersenyum 
Apapun itu aku tak pernah mau tau 
Jika orang berkata buruk tentangmu 
Aku hanya tau 
Bahwa aku mencintaimu apa adanya 
Aku hanya menyayangi Makhluk Tuhan yang sekarng berdiri dihadapanku 
Dan aku hanya merasa 
Bahwa aku adalah manusia paling berharga 
Hanya itu 

Namun badai itu pun mulai datang 
Aku sadar 
Betapa egoisnya aku 
Betapa buruknya prasangkaku 
Tapi yang ku tau kau hanya diam membisu 
Tak memberikanku jawaban yang bisa membuat hilangnya pilu 
Terkadang hal itu yang membuat ku begitu sesak 
Hanya teriak yang ingin aku lakukan 
Emosi itu pun tak kunjung dapat untuk dikendalikan 
Tapi 
Itulah aku…. 
Ku harap kau bisa maklum akan hal itu 

Dan sekarang 
Kau begitu bermakna untukku 
Begitu berharga 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar