bondan seloaryo (batu raja like this)

curcol

Jumat, 09 Desember 2011

progress report koordinator bidang hikmah Koorkom IMM UAD


Laporan pertanggung jawaban koordinator  bidang hikmah
koordinator komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Universitas Ahmad Dahlan Tahun periode 2011

Sebagai kesatuan organisasi, koorkom (Koordinator komisariat) mempunyai peran vital terhadap keberadaan organisasi  khususnya keberadaan IMM dalam perguruan tinggi muhammadiyah yakni UAD. Dimana IMM UAD sendiri sedikitnya terdapat 11 komisariat yang terbagi atas 3 zona dimana dari masing-masing komisariat mempunyai karakter serta budaya (culture) yang berbeda. Keunikan IMM UAD adalah  organisasi ekstra yang sekaligus diintrakan karena wilayahnya yang berada diPTM, dengan begitu IMM harusnya punya pijakan langkah yang lebih luas dalam hal pengkaderan.ruang lingkup PTM idealnya menjadi dukungan tersendiri karena IMM hadir dikampus ini bukan atas inisiatif golongan tapi memang berada dalam rumah sendiri .

Kondisi internal :

Tanggal 28 Maret 2011 adalah waktu dimana kepengurusan koorkom periode 2011 dilantik dengan format yang sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yakni sudah bukan eksternal dan internal lagi tapi sebagai eksperimen bentuknya berubah menjadi Koordinator bidang sesuai dengan rekomendasi muscab yang kemudian disesuaikan juga dengan bidang yang ada dikomiasiat. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan personal anggota korkom dalam mengkoordinir apa yang menjadi kepentingan bersama. Selaku anggota koorkom yang juga merangkap anggota lainnya coordinator bidang hikmah diamanahkan kepada saya (wahyu aryo bondan). Sebagai perpanjangtanganan cabang, koorkom harus sedapat mungkin sinergi. Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya, masalah strukturisasi menjadi perdebatan panjang yang boleh saya bilang hingga detik ini belum menemukan titik temu. Hal ini menurut saya pribadi menjadi  ironis karena dinamika-dinamika yang terjadi dikampus yang harusnya menjadi prioritas utama berjalannya organisasi, tetapi menjadi tersendat karena permasalahan internal semata.

Secara umum IMM UAD tetap diakui keberadaannya diwilayah kampus,dukungan financial dan juga lainnya dari pihak kampus menjadi bukti nyata. HMI,HTI dan juga KAMMI adalah organisasi pergerakan lain yang ada dikampus, hal ini menjadi daya tarik sendiri sekaligus tantangan IMM secara global untuk dapat beriringan melakukan dinamika khususnya untuk dataran mahasiswa. Mahasiswa dengan berbagai latar belakang menjadi bias jati dirinya setelah sedikit banyak tersentuh dengan dunia pergerakan yang mempunyai ideology berbeda. IMM dengan nama besar triloginya yang juga sebagai landasan gerak, menjadi motivasi tersendiri untuk terus menggalakn peran-peran taktis dan strategis  sebagai upaya pencerahan dan penguatan kapasitas (capacity building).

Gambaran UMUM

Dengan Menjadi coordinator bidang hikmah berarti yang ada pikiran secara umum adalah politik , tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar apalagi jika yang menjadi acuan adalah korkom,organisasi yang berupaya menjadi coordinator yang juga mengakomodir kepentingan IMM secara luas. Rapim (rapat pimpianan yang dilakukan pada bulan mei yang lalu menjadi dasar teman-teman anggota untuk dapat melakukan tugas-tugas karena dalam rapim sendiri adalah rapat tertinggi yang memuat keputusan-keputusan dimana diantaranya, adanya kewajiban Masta untuk mahasiswa baru,pembuatan bulletin IMM tingkat universitas, serta keputusan lainnya.
Berangkat dari hal itulah perjalanan tugas KOORKOM IMM UAD menjadi terasa spesifik. Isu mewajibkan MASTA, pergantian pimpinan rektorat, pemilwa fakultas,P2K menjadi acuan utama geraknya bidang hikmah dan korkom secara keseluruhan. Seperti yang kita ketahui bersama MASTA pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan hanya sebatas kepada mereka yang tertarik kepada IMM, padahal dalam qoidah PTM sendiri sudah secara jelas dimana jajaran pimpinan kampus harus memberikan dukungan terhadap orginasasi intra khususnya IMM untuk melakukan pengkaderan terlebih MASTA yang sudah sangat banyak dijumpai di Kampus-kampus PTM seperti UMS,UMM,UMSU dll yang sudah mewajibkan masta sebagai salah satu program pengenalan organisasi mahasiswa yang juga mempunyai kepentingan pengkaderan. Berangkat dari hal itu kita sejumlah personal melakukan kunjungan ke UM Magelang dan juga UMS untuk mencari referensi tentang pola pelaksanaan masta disamping bersilaturahmi dengan korkom yang ditemui saat itu. Kondisi IMM secara kekampusan juga menjadi bahasan tersendiri saat melakukan kunjungan. Kemudian hasil yang diapatkan menjadi bahan korelasi(perbandingan) dalam negoisasi dengan pihak kampus. Terlaksananya masta pada tahun ini tidak terlepas adanya kisruh pergantian rektorat yang masih banyak menyisakan pertanyaan.
Pada awalnya isu tentang pergantian birokrasi khususnya rektorat mendadak hangat diberitakan, ini tak lain karena mundurnya pergantian pelaksaanaan sidang senat untuk pemilihan rector yang baru. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan, dan dari sini personal korkom membentuk team untuk bertindak mencari informasi-informasi kanapa hal didepan terjadi. Dari sejumlah informasi yang didapat dari beberapa dosen yang sekaligus alumni IMM, ternyata apa yang dikhawatirkan benar. pemilihan rector penuh dengan politik. Akan tetapi IMM yang juga punya hak control tak dapat bermain apa-apa karena posisi yang serba salah, dimana indepedensi mahasiswa yang tergabung dalam ikatan tak berani mendobrak apa yang telah menjadi keresahan bersama. Terlambatnya penaataan isu membuat teman-teman kader banyak kecewa dengan hasil yang diterima sekarang, seiring dengan terpilihnya bapak Kasiyarno sebagai rektor. Anggapan tentang kurang pro dengan pengkaderan IMM menjadi alasan tersendiri padahal hal ini perlu dibuktikan sebelumnya agar tidak terjadi salah paham (missing).

Pemilwa

Layaknya suatu negara dalam dunia mahasiswa juga terdapat pemerintahan, dimana organisasi ini begitu banyak diminati dari sebagian besar mahasiswa tak terkecuali kader mahasiswa IMM. BEM menjadi menarik karena punya budaya (culture) yang berbeda dengan komisariat. Jika mahasiswa pada umunya melihat IMM sebagai sosok yang mungkin dibilang religious,tapi tidak ketika kita melihat ormawa seperti BEM Dan HMPS. Adanya system pemilihan ketua secara langsung menjadi pemacu tersendiri disaat gerakan mahasiswa lain juga berupaya untuk bersaing mendapatkan posisi seperti gubernur dan wakil gubernur fakultas. FKIP yang beberapa waktu lalu melaksanakan pemilwa adalah contoh real dimana keberadaan IMM  harus dapat bersaing,kekuatan besar FKIP yang terdiri 7 prodi menjadi tolok ukur dimana kader IMM harus mempunyai bargaining position dan bisa diterima diwilyah mahasiswa. Kader IMM harusnya lebih berani masuk kedalam system pemeritahan, karena dari pemerintahan mahasiswa banyak hal yang dapat dilakukan selain perluasan jaringan pengkaderan. Qualitas kepemimpinan, daya intelektual serta kekuatan pengaruh harusnya dapat dimasuki temen-teman kader agar nantinya lebih berkembang.  Apa artinya jika hanya bisa besar didalam oragnisasi sendiri sedangkan dluar masih banyak organisasi yang dapat dikuti. Kader IMM kan lebih baik jika dapat mentransformasikan nilai-nilainya kedalam ranah mahasiswa secara umum. gerakan lain diUAD seperti HTI,KAMMI bukanlah hal yang harus dihindari ataupun dimusuhi akan tetapi mereka adalah teman mesti kita rangkul bukan secara ideology tetapi secara etika. Fanatisme terkadang membuat diri menjadi kerdil dimana kita tidak menerima masukan-masukan dari gerakan lain yang terkadang dari sisi intelektual mereka jauh melebihi yang nantinya dapat dijadikan  sebagai referensi ilmu,bertukar pikiran dan diskusi.

P2K

Disetiap ajaran baru kampus mempunyai agenda tetap yakni p2k ( program pengenalan kampus). Program yang digagas oleh pihak kampus ini menjadi hal yang wajib bagi mahasiswa baru yang diupayakan untuk memberikan wawasan tentang kekampusan. IMM yang didalamnya terdapat beberapa delegasi kader berupaya sedapat mungkin untuk melebur dengan teman-teman yang tergabung dalam oramawa sebagai pelaksana kegiatan. Hal ini tentunya menjadi ujian sekaligus pembuktian eksitensi kader ikatan kedalam ranah KBM. Akan menjadi lebih baik ketika hal ini dapat terpolakan untuk semua fakultas yang dimana masing-masing komisariat beriringan berjalan. Dari sini terkadang banyak muncul perdebatan dalam manajemen persiapan p2k, ini tak lain adalah karena adanya kepentingan tertentu yang coba dimasukkan kedalam ranah organisasi dimana mahasiswa baru menjadi potensi penacrian penerus generasi. Tarik ulur kepentingan mungkin sudah sedikit banyak dirasakan terutama untuk FKIP yang punya potensi kader gerakan ekstra cukup massif. Selain itu kepercayaan dari pihak rektorat akan pengelolaan kegiatan ini sendiri harus menunggu dengan perdebatan yang cukup alot, walaupun akhirnya ide dari dari mahasiswa diterima juga dalam hal pengelolaan P2K.

Perencanaan.

Pengadaan Rapim (Rapat pimpinan)
Konsolidasi eksternal : study banding keKOORKOM PTM (UMS,UMM)
Konsolidasi Pendampingan pemilwa fakultas
Pewacanaan mewajibkan MASTA (Masa Ta’aruf) untuk mahasiswa baru
Pendampingan Pemetaan politik kader dalam ranah LKM (Lembaga Kegiatan Mahasiswa)
Konsolidasi bersama bidang hikmah komisariat
Counter isu-isu kekampusan
Perencanaan aksi yang bersifat situasional (AKSI di PP MUH)
Membangun bargaining dengan pemerintahan mahasiswa terkait isu kekinian.

REALISASI

 Alhamdulillah dalam melangkah untuk merealisasikan dari apa yang menjadi perencanaan, dengan dibantu personal koorkom yang lain saya selaku korbid hikmah setidaknya sebagian besar dapat berjalan, walau dalam tata pelaksanaan masih banyak kekurangan disana sini yang tak lain karena hal ini masih sebagai tahap belajar. Secara pribadi pendidikan politik terhadap kader perlu ditanamkan, guna menjaga eksistensi ikatan dalam ranah gerakan. IMM UAD secara kasat mata masih terkungkung kedalam masalah internal dimana hal ini selalu menjadi dominan yang menghambat gerak laju ikatan. Keterbukaan terhadap gerakan lain harusnya dapat dijadikan sebagai pemicu intelektual bukan fanatisme buta. Kesadaran kader akan pentingnya mengcounter isu-isu yang ada juga tak mampu diwujudkan,terbukti dengan keikutsertaan aksi yang hanya segelintir orang saja. Dilain sisi bargaining position kader baik secara personal ataupun organisasi, terhadap oramawa dan birokrat juga masih perlu banyak ditingkatkan. Hal ini menjadi penting karena dapat dijadikan pengakuan keberdaan IMM dalam ranah kampus.

REKOMENDASI

Konsolidasi internal IMM secara luas perlu ditingkatkan.                                         
IMM harus mampu mendelegasikan kadernya kedalam ranah pemerintahan mahasiswa
IMM harus mampu menbangun bargaining dengan ormawa dan juga birokrat
Kader harus mampu membuka diri dan membangun kerja sama dengan gerakan lain
Sebagai mahasiswa kader IMM bukanlah kader inklusif
Membangun budaya diskusi dan menulis
Pengelolaan persiapan Masta sesegera mungkin guna antisipasi bentrok dengan rektorat.
Pemetaan kader harus lebih jeli dan selalu ada control yang intensif
Demikian laporan ini kami sampaikan sebagai bagian upaya untuk melakukan evaluasi gerakan kita selama ini. Kami sadar dalam menjalankan amanah selama satu periode ini banyak kekurangan, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga laporan dapat diterima dan kedepan dengan kepemimpinan yang baru dapat lebih baik dari yang sekarang..amin.

Wass.wr.wb
a.n Koorbid Hikmah koorkom IMM UAD 2011

Wahyu Aryo Bondan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar